Wednesday, June 12, 2013

BERITA PASAR MODAL 12 JUNI 2013

Jakarta – Harga berbagai saham dinilai menggiurkan pascapenurunan tajam. Indeks pun menutup perdagangan Rabu (12/6/2013) dengan penguatan. Pasar kembali merangsek masuk.
Pada perdagangan Rabu (12/6/2013), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG ) ditutup menguat 87,94 poin (1,91%) ke posisi 4.697,884. Intraday terendah 4.510,98 dan tertinggi 4.697,884. Padahal, investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp2,16 triliun.
Satrio Utomo, kepala riset PT Universal Broker Indonesia bertanya, apakah Anda sudah belanja saham. “Setelah tiga hari terakhir saya mencoba ‘catch a falling knife’, akhirnya hari ini portfolio saya bisa hijau,” kata dia di Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Menurut Satrio, pada saham-saham juga terlihat banyak piercing pattern, hammer, atau bahkan bullish engulfing. “Senang rasanya bisa belanja,” ujarnya.
Aksi jual pemodal asing juga, kata dia, memang terlihat masih deras yakni masih di sekitar angka Rp2 triliun. “Hari ini saya belanja, bottom fishing dengan harapan bahwa asing hanya lepas posisi tahun 2013-nya yang menurut hitunggan saya, sudah di bawah Rp3 triliun,” papar dia.
Memang, Satrio mengakui, kalau ternyata dalam dua hari ke depan tekanan jual asing masih bertambah lagi Rp5 triliun, berarti keliru. “Berarti asing masih akan lepas posisinya hingga posisi pertengahan 2012. Tapi sejauh ini, semoga saja hanya posisi 2013 yang mereka lepaskan,” tuturnya.
Hari ini, Satrio sendiri menambah posisi yang sudah dia lakukan dalam beberapa hari terakhir. “Kalau lihat regional, tidak ada jaminan bahwa besok market masih akan naik. Tapi, dengan harga saham yang sudah menggiurkan, saya masih terus merangsek masuk ke market,”

Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) menyatakan, tahun ini akan mengurangi beban utangnya menjadi Rp4 triliun dari total utangnya pada 2012 sebesar Rp6,4 triliun.

Direktur Keuangan PT Bakrie & Brothers Tbk, Eddy Suparno mengatakan, dalam menyelesaikan utang tersebut maka perseroan mencari dananya melalui divestasi aset yang dimiliki perseroan. "Diharapkan dapat utang berkurang 15-20 persen, jadi Rp4 triliun," kata Eddy seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Rabu (12/6/2013).

Ketika ditanya mengenai penjualan aset apa yang akan dijual, Eddy tidak enggan menyebutkannya dan tidak merincikan nominal yang akan didapat dari penjualan aset tersebut. "Pengurangan utang juga tidak terlalu agresif, sehingga perusahaan kami juga baik ke depannya," ucap Eddy.

Lebih lanjut dia mengatakan, BNBR juga berupaya meningkatkan kinerja ketiga anak usahanya, yakni PT Bakrie Building Industrie (BBI), PT Bakrie Tosanjaya (BTJ) dan PT Bakrie Pipa Industrie (BPI).

"Ketiga perusahaan ini, luar biasa perkembangannya. Tahun lalu dan pada kuartal satu tahun ini memberikan kontribusi yang luar biasa kepada BNBR," tutur Eddy.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan membukukan liabilitas Rp9,59 triliun pada 31 Maret 2013 dari posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp10,19 triliun.Aset perseroan mencapai Rp15,20 triliun pada 31 Maret 2013 dari posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp15,65 triliun. Kas dan setara kas perseroan sebesar Rp205,77 miliar pada 31 Maret 2013 dari posisi 31 Desember 2012 sebesar Rp163,95 miliar. [mel]
 
Jakarta - PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW) menunda untuk melakukan penawaran umum terbatas/rights issue dan private placement.

Hal itu disampaikan Direktur PT Fajar Surya Wisesa Tbk, Hadi Ongkowidjojo dalam keterbukaan informasi yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/6/2013). Dalam keterangannya, rights issue dan private placement tersebut ditunda mengingat kondisi pasar saat ini. Manajemen Perseroan telah mempertimbangkan dengan seksama sehingga memutuskan untuk menunda rencana penambahan modal dengan menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) hingga waktu yang akan ditentukan kemudian.

"Sehubungan dengan penundaan tersebut, Perseroan akan menarik kembali seluruh dokumen pernyataan pendaftaran yang telah disampaikan kepada OJK," ujar Hadi.

Selain itu, rencana penjualan melalui private placement atas sebagian saham-saham yang dimiliki oleh para pemegang saham juga ditunda hingga waktu yang akan diberitahukan kemudian.

Sekedar informasi, perseroan berencana melakukan penawaran umum terbatas I/rights issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 412,98 juta saham dengan nilai nominal Rp500. Harga rights issue di kisaran Rp1.650-Rp3.000. Dana hasil rights itu untuk pembelian aset tetap sekitar 50%, 35% untuk pembiayaan sebagian pinjaman perseroan, dan sisanya 15% untuk keperluan umum lainnya.

Selain itu, perseroan akan melakukan private placement. Pemegang saham PT Fajar Surya Wisesa Tbk yaitu PT Intercipta Sempana, PT Intrata Usaha Mandiri, dan PT Garama Dhanajaya akan mengalihkan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) ke investor institusi melalui mekanisme private placement.
 
Los Angeles - Bursa saham Jepang kembali bergerak naik setelah berada di wilayah negatif pada perdagangan saham Rabu (12/6/2013). Sementara itu, bursa saham Asia lain juga melemah.

Indeks saham Jepang Nikkei melemah 0,2% ke level 13.289,32. Indeks saham acuan pun kembali pulih setelah dolar kembali naik terhadap yen.

Indeks saham Australia juga melemah 0,7%. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,6%. Sementara itu, bursa saham Hong Kong dan Shanghai libur untuk memperingati festival Dragon Boat.

"Tampaknya ada beberapa tingkat kecemasan tinggi di bursa saham Asia hari ini. Para trader fokus terhadap global tanpa stimulus untuk memperkuat ekonomi," tulis CMC Market Senior Trader Tim Waterer, seperti dikutip dari Marketwatch, Rabu (12/6/2013).

Lebih lanjut ia mengatakan, mungkin ada beberapa harapan yang tidak realistis kalau bank sentral Jepang akan datang dengan beberapa ide stimulus baru. "Dan ketika hal ini tidak berhasil membuat bola menggelinding dalam hal menjual momentum," kata Tim.

Adapun yen kembali melemah pada hari ini memberikan sentimen positif untuk saham-saham yang berkaitan dengan ekspor seperti saham Nikon Corp naik 1,7%, dan saham Mitsubishi Heavy Industries Ltd reli 3,5%.

Sementara itu, saham Sony Corp melemah 1,1%, saham Renesas Electronic Corp melemah 2,4%, saham Toyota Motor Corp melemah 1,8%, dan saham Nissan Motor Co melemah 2,3%.

  Jakarta - PT London Sumatera Indonesia Tbk (LSIP) mendapat rekomendasi jual.
LSIP menganggarkan capex tahun ini Rp800 miliar yang bersumber dari kas internal sekitar Rp1.5 triliun. Capex ditujukan untuk perawatan tanaman immature dan pembangunan infrastruktur (fasilitas pengolahan kompos, tangki timbun, jembatan).
Hingga saat ini, LSIP telah menggunakan capex Rp250 miliar. Selain itu, perseroan akan menambah kapasitas pabrik (PKS) di Sumsel dari 40 ton/jam menjadi 60 ton/jam pada Juli ’13 dan menambah luas area tertanam 5,000 ha.
Saat ini, LSIP diperdagangkan dengan PE 2013 sebesar 21,56 kali dan EV/EBITDA 26.1 kali. “Rekomendasi jual emiten ini,”katanya. [ast]
 
Kobexindo Akan Bagikan Dividen Rp 5/ Lembar Saham
Jakarta - PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) mendapat persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen sekitar 23% atau US$1,2 juta, atau Rp 5 per lembar saham.
Perusahaan peralatan berat di Indonesia ini akan menempatkan sekitar 77% atau US$ 3,99 juta dari laba bersih sebagai Laba Ditahan dan Cadangan Umum. Dana tersebut akan dipergunakan untuk memperkuat struktur permodalan Perseroan terutama dalam pengembangan bisnis dan pembiayaan operasional Perseroan dan entitas anak.
“Keputusan tersebut telah memperhitungkan kebutuhan permodalan dana Perseroan untuk ekspansi bisnis maupun operasional,”ujar Humas Soputro, Direktur Utama, PT Kobexindo Tractors Tbk dalam keterangan tertulis, Rabu (12/6/2013).
Sepanjang 2012, KOBX membukukan pendapatan US$ 131 juta, didorong penjualan alat berat, suku cadang, dan pendapatan dari jasa perbaikan.
Pendapatan segmen penjualan alat berat pada 2012 tercatat US$ 114 juta. Segmen ini merupakan kontribusi pendapatan terbesar dengan menyumbang 87% dari total pendapatan Perusahaan pada 2012.
Kontributor kedua berasal dari pendapatan segmen suku cadang dan service sebesar US$ 16,62 juta atau tumbuh 41,33% dari 2011 sebesar US$ 11,76 juta.
Suku cadang dan pelayanan setelah penjualan (after sales service) yang sudah dibangun dengan kuat untuk mendukung penggunaan unit-unit produk di seluruh Indonesia meliputi Aceh sampai Papua, dengan didukung oleh 11 kantor cabang, 1 kantor pendukung produk dan 1 kantor pusat. [ast]
Infrastruktur dan Finansial Pimpin Koreksi IHSG
Jakarta – Siang ini, IHSG masih diwarnai koreksi. Saham sektor infrastruktur dan finansial memimpin penurunan.
Pada perdagangan Rabu (12/6/2013) sesi pertama, IHSG ditutup turun 59,266 poin (1,29%) ke level 4.550,682. Demikian pula indeks saham unggulan LQ45 yang turun 10,30 poin (1,36%) ke level 746,974.
Perdagangan didukung volume transaksi sebesar 3,004 miliar, dengan nilai transaksi Rp4,532 triliun dan frekuensi 112,226 kali. Sebanyak 196 saham turun, 69 naik dan 75 tidak berubah.
Koreksi dipimpin sektor infrastruktur, yang turun 2,5%, diikuti sektor finansial yang turun 2,3%, perdagangan 1,5% dan konsumer 1,2%. Sisanya melemah di bawah 1%. Sedangkan satu-satunya indeks yang menguat adalah industri dasar yang naik 1,2%.
Asing mencatatkan aksi jual bersih (net foreign sell) sebesar Rp1,078 triliun. Rinciannya adalah transaksi jual sebesar Rp2,469 triliun dan transaksi beli sebesa Rp1,491 triliun.
Beberapa emiten yang melemah antara lain HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 1.900 ke Rp 81.000, Mayora (MYOR) turun Rp 1.200 ke Rp 30.000, Indo Tambangraya (ITMG) turun Rp 950 ke Rp 25.700, dan Tembaga Mulia (TBMS) turun Rp 700 ke Rp 8.300.
Sedangkan emiten-emiten lain yang menguat antara lain Lion Metal (LION) naik Rp 1.450 ke Rp 13.500, Indocemetn (INTP) naik Rp 650 ke Rp 21.250, Semen Indonesia (SMGR) naik Rp 550 ke Rp 15.850, Indo Kordsa (BRAM) naik Rp 150 ke Rp 2.550.

Bursa Asia siang ini juga terkoreksi, dengan indeks Nikkei 225 anjlok 153,92 poin (1,16%) ke level 13.163,70, indeks Straits Times turun 5,39 poin (0,17%) ke level 3.164,99 dan indeks KOSPI melemah 7,35 poin (0,38%) ke level 1.913,33. [ast]
 
PAIC Putuskan Tidak Bagi Dividen 2012
Jakarta – PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC) memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya pada tahun buku 2012.
Direktur Utama APIC, Triadi Pramita Abadi menuturkan, bahwa pemegang saham dalam Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST), telah menyepakati untuk menggunakan laba bersih perseroan tahun buku 31 Desember 2012 sebagai dana cadangan senilai Rp 500 juta, dan sisanya sebesar Rp 3,54 miliar dialokasikan sebagai laba ditahan untuk kegiatan perseroan.
"Kami tidak bagi dividen, perolehan laba bersih perseroan tahun 2012, dialokasikan sebagai dana cadangan dan laba ditahan," kata Triadi dalam keterangan persnya, di Jakarta, Rabu (12/6/2013).
Sepanjang 2012, perseroan mengalami penurunan laba bersih 76,39% dibanding tahun sebelumnya menjadi Rp4,04 miliar dari Rp17,14 miliar. Hal ini lebih disebabkan pendapatan usaha yang turun signifikan menjadi Rp10,88 miliar dari Rp26,94 miliar, diikuti naiknya beban usaha menjadi Rp14,19 miliar dari beban usaha tahun sebelumnya Rp13,56 miliar.
Selain itu, rugi usaha pada 2012, mencapai Rp3,31 miliar dari laba usaha Rp13,37 miliar tahun sebelumnya. Meski pendapatan lain-lain naik menjadi Rp7,27 miliar dari pendapatan lain-lain sebelumnya Rp5,94 miliar namun laba sebelum pajak turun menjadi Rp3,96 miliar dari laba sebelum pajak tahun sebelumnya yang Rp19,31 miliar.
Selain menggelar RUPST, APIC juga telah menyelenggarakan RUPS-LB. Hasilnya, memberhentikan dengan hormat seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan yang lama, dan mengangkat anggota Dewan Komisaris serta Direksi yang baru.
Ini berarti, susunan anggota Dewan Komisaris dan Direksi perseroan menjadi sebagai berikut :
Direktur Utama : Triadi Pramita Abadi
Direktur Tidak Terafiliasi : Haswanto Pramita Abadi
Dewan Komisaris : Komisaris Utama : Wiyana
Komisaris Independen : Mardianto Tjahja
[ast]




No comments: